ANALISANEWS|| Pengkhianatan Bripda LO dan seorang rekannya inisial PW nekat menjual amunisi ke Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Bripda LO dan PW kini terancam hukuman mati.
“Keduanya dijerat UU Darurat No. 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata dan amunisi tanpa izin yang sah dengan ancaman hukuman mati, atau penjara seumur hidup, atau penjara maksimal 20 Tahun,” kata Kaops Damai Cartenz 2025, Brigjen Faizal Ramadhani kepada wartawan Senin (19/5/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Bripda LO ditangkap setelah menyerahkan diri ke Polda Papua pada Sabtu (17/5) pagi.
Berdasarkan pengakuan Bripda LO, ia sudah beberapa kali menjual amunisi kepada KKB yang dimulai sejak 2017 silam.
“Aksi penjualan amunisi ini telah dilakukan sejak tahun 2017 dan sempat berlanjut pada 2021 sebelum akhirnya kembali dilakukan tahun ini.
Ini adalah bentuk komitmen kami dalam menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam suplai senjata dan amunisi kepada KKB,” tegas Faizal.
Faizal menuturkan Bripda LO kini ditahan di Rutan Polda Papua. Sementara PW diamankan di Polres Jayawijaya untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Bripda LO yang bertugas di wilayah Lanny Jaya ditangkap setelah terbukti menjual puluhan butir amunisi kepada warga sipil berinisial PW. Iya (PW) diketahui terafiliasi dengan jaringan KKB Lenggenus pimpinan Komari Murib,” ujarnya.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo mengingatkan seluruh masyarakat untuk tidak terlibat atau membantu jaringan KKB dalam bentuk apa pun, termasuk penyediaan logistik senjata dan amunisi.
“Pemberian, penjualan, atau perantara amunisi kepada kelompok bersenjata bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keselamatan warga sipil di Papua. Kami minta masyarakat segera lapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan terkait senpi dan amunisi,” kata Yusuf.
Diketahui, Bripda LO belum lama berdinas di kepolisian.
Bripd LO diketahui berasal dari Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Lo kemudian bertugas di Polres Lanny Jaya, Papua.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, Kombes Yusuf Sutejo, menyampaikan, Bripda LO diamankan setelah menyerahkan diri ke Polda Papua, pada Sabtu (17/5/2025) pagi.
Bripda LO menyerahkan diri ke Polda diantar oleh orangtuanya yang juga anggota polisi di Polsek Pirime, Polres Lanny Jaya.
“Sudah ditahan sekarang di Polda Papua dan diperiksa Propam. Ancamannya akan dipecat karena pidananya juga diproses,” ungkap Yusuf kepada TribunnewsSultra, Selasa (20/5/2025).
Yusuf mengatakan Bripda LO, memang lahir di Kabupaten Muna, Sultra, namun mengikuti orangtuanya yang berada di Lanny Jaya Papua.
LO juga lulus menjadi anggota polisi saat tes di Polda Papua tahun 2024 lalu.
Kemudian mendapat penempatan tugas di Polres Lanny Jaya, Papua sejak Desember 2024.
“Lahirnya di Muna, tapi besar di Distrik Pirime Kabupaten Lanny Jaya, tesnya juga di sini,” kata Yusuf.
“Iya, sekitar lima bulan bertugas di Polres Lanny Jaya setelah dilantik Desember 2024,” ucapnya menambahkan.
Kombes Yusuf menjelaskan keterlibatan Bripda LO dalam penjualan amunisi ilegal ke KKB terkuak dari pengakuan PW.
Saat itu personel polisi menangkap PW, ia mengaku puluhan amunisi itu dibeli dari Bripda LO.
Ada 20 butir amunisi diperoleh dari Bripda LO, dihargai Rp2,5 juta.
Puluhan amunisi itu milik orangtua Bripda LO, kemudian dijual ke PW.
“Orang tua Bripda LO juga tidak tahu kalau amunisinya dijual ke KKB,” kata Yusuf.
Dia menjelaskan, dari keterangan pengakuan Bripda LO pernah menjual selongsong peluru ke PW pada 2017 saat masih duduk dibangku SMP.
Kemudian Bripda LO menjual amunisi pada 2021 sebelum akhirnya kembali dilakukan tahun ini tepatnya 14 Mei 2025 lalu dan terungkap.
Kombes Pol Yusuf Sutejo, mengimbau seluruh masyarakat agar tidak terlibat atau membantu jaringan KKB dalam bentuk apa pun, termasuk penyediaan logistik senjata dan amunisi.
“Pemberian, penjualan, atau perantara amunisi kepada kelompok bersenjata bukan hanya melanggar hukum, tetapi juga mengancam keselamatan warga sipil di Papua. Kami minta masyarakat segera lapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan terkait senpi dan amunisi,” ujar Kombes Yusuf.
Penindakan tegas ini merupakan wujud nyata komitmen Polri, khususnya Satgas Ops Damai Cartenz, dalam membersihkan jaringan distribusi senjata dan amunisi ilegal di Papua.
Polri melalui Satgas Ops Damai Cartenz akan terus memperkuat pengawasan internal dan mempercepat penindakan terhadap siapa pun yang terlibat, demi menciptakan situasi kamtibmas yang aman, kondusif, dan bebas dari ancaman bersenjata.
Wakaops Damai Cartenz 2025 Kombes Pol Adarma Sinaga, menambahkan PW kini diamankan di Polres Jayawijaya untuk pemeriksaan lanjutan.
Sedangkan Bripda LO resmi ditahan di Rutan Polda Papua.
Keduanya dijerat Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 tentang kepemilikan senjata dan amunisi tanpa izin yang sah.
Dengan ancaman hukuman mati, atau penjara seumur hidup, atau penjara maksimal 20 Tahun.
“Ini adalah bentuk komitmen kami dalam menindak tegas siapa pun yang terlibat dalam suplai senjata dan amunisi kepada KKB, termasuk bila pelakunya adalah oknum anggota Polri sendiri,” ungkapnya saat Mantan Dansat Brimob Polda Sultra ini.(*)
Dua Anggota Brimob Gugur Ditembak KKB di Puncak Jaya Papua Tengah
Dua anggota Brigade Mobil (Brimob) Polda Papua yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz 2025 gugur usai ditembak oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah, Kamis (15/5/2025).
Kedua korban adalah Brigadir Dua (Bripda) Dedy Tambunan dan Bhayangkara Dua (Bharada) Kain Rerey.
Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Puncak Jaya, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Achmad Fauzan, membenarkan adanya insiden penembakan tersebut.
Ia menyebut bahwa keduanya merupakan personel aktif dalam Satgas Operasi Damai Cartenz (ODC) 2025.
“Ya, benar dua anggota Brimob Satgas ODC (Operasi Damai Cartenz),” kata AKBP Fauzan.
“Keduanya gugur ditembak oleh KKB di Mulia, Puncak Jaya,” ujarnya.
Kontak Tembak Terjadi di Kampung Usir
Kepala Satuan Tugas Humas Operasi Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes) Yusuf Sutejo, menjelaskan bahwa peristiwa kontak tembak terjadi di kawasan Kampung Usir, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
“Dua personel Satgas Operasi Damai Cartenz-2025 dilaporkan gugur setelah kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya,” kata Yusuf dalam keterangannya, Jumat (16/5/2025).
Yusuf mengatakan, baku tembak dengan kelompok separatis tersebut terjadi setelah warga sekitar mendengar suara tembakan dari arah Kampung Usir.
Aparat keamanan pun segera menuju lokasi kejadian untuk mengejar para pelaku.
Setelah berhasil dievakuasi dari lokasi baku tembak, Bripda Dedy Tambunan dan Bharada Kain Rerey dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mulia.
Namun nahas, nyawa keduanya tidak tertolong saat tiba di rumah sakit.
“Aparat gabungan saat ini masih terus melakukan penyisiran di wilayah sekitar untuk mengamankan situasi,” ujar Yusuf.
Yusuf juga mengimbau masyarakat Kabupaten Puncak Jaya untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh situasi yang berkembang.
Ia meminta warga untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum dapat dipastikan kebenarannya.
“Kami juga mengajak masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum jelas keberadaannya dan tetap menjaga situasi kamtibmas di Kabupaten Puncak Jaya,” katanya.
Sumber: Medan Daily