Irigasi Rusak Tak Dilirik, Warga 13 Desa Aceh Tenggara Jadi ‘Tukang’ Darurat Demi Bertahan di Musim Tanam

ANALISA NEWS

- Redaksi

Selasa, 17 Juni 2025 - 22:55 WIB

5048 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Aceh Tenggara — Ratusan warga dari Kecamatan Babussalam, Kabupaten Aceh Tenggara, bahu membahu melakukan gotong royong untuk memperbaiki saluran irigasi yang jebol di Desa Kuta Tinggi, Kecamatan Badar. Irigasi yang menjadi sumber utama pengairan sawah petani itu mengalami kerusakan serius dan belum mendapatkan perbaikan dari pihak berwenang.

Aksi gotong royong ini berlangsung pada Selasa, 17 Juni 2025, sebagai bentuk tanggap darurat dari masyarakat terhadap ancaman gagal panen yang makin nyata. Dengan penuh kesadaran kolektif, warga dari 13 desa turut terlibat langsung dalam perbaikan irigasi secara swadaya. Desa-desa tersebut meliputi: Pulo Peding, Alas Melancar, Batu Bulan Baru, Kampung Melayu 1, Kampung Melayu Gabungan, Kampung Raja, Batu Bulan Sepakat, Medabe, Terutung Pedi, Batu Bulan Asli, Ujung Barat, dan Batu Bulan 1.

Dengan alat seadanya seperti cangkul, karung pasir, dan kayu, warga memperkuat dinding saluran air yang jebol, menutup lubang, serta membersihkan jalur irigasi dari tumpukan lumpur dan sampah. Kegiatan ini bukan hanya bentuk kepedulian terhadap lahan pertanian, tetapi juga cerminan semangat gotong royong dan ketangguhan sosial di tingkat desa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

“Sampai sekarang irigasi belum juga diperbaiki, padahal kami sangat membutuhkan air untuk turun ke sawah,” keluh seorang warga yang ikut bergotong royong.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Babussalam, Syafaruddin, SP, yang dikenal dengan sapaan Ucok Pagan. Ia memberikan apresiasi terhadap solidaritas warga dan menyampaikan bahwa inisiatif tersebut harus dijadikan perhatian oleh pemerintah.

“Semangat warga luar biasa. Tapi ini juga menjadi tanda bahwa pemerintah harus segera bertindak agar irigasi diperbaiki permanen dan pertanian tidak terganggu,” ujar Ucok Pagan.

Ucok menambahkan, bila dibiarkan terlalu lama, kerusakan irigasi ini tidak hanya mengancam musim tanam saat ini, tetapi juga akan berdampak jangka panjang terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut.

Masyarakat berharap agar Dinas Pekerjaan Umum dan instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara segera mengambil langkah konkret untuk melakukan perbaikan menyeluruh. Mereka menolak solusi tambal sulam dan berharap adanya rekonstruksi permanen yang mampu menjamin kelancaran air ke area pertanian sepanjang tahun.

Aksi ini menjadi sinyal kuat bagi pemerintah bahwa masyarakat tidak tinggal diam. Namun, gotong royong ini juga sekaligus merupakan seruan moral: bahwa urusan irigasi dan pertanian tidak bisa dibiarkan hanya menjadi beban warga tanpa dukungan kebijakan dan anggaran dari negara.

Laporan : Edi Saputra

Berita Terkait

Aliansi Rakyat Aceh Tenggara Bersatu, Apresiasi Presiden Prabowo di Depan Gedung DPRK
Masyarakat Desak: Pemda Aceh Tenggara Jangan Lupakan Tokoh-Tokoh Panitia Aksi Pemekaran di Momen HUT ke-51
HUT ke-51 Aceh Tenggara, Bupati Salim Fakhry Tekankan Peran PKS dan O2SN dalam Pembentukan Karakter Pelajar
Pimpin FAJI 2025–2029, Fazriansyah Janji Cetak Atlet Arung Jeram Handal Menuju Pora
Lima warga di Aceh Tenggara, Aceh tewas dibacok dan satu orang mengalami luka berat. Polisi masih memburu pelaku, P (25)
Kegiatan UPTD Puskesmas Lawe Dua Berjalan Normal
Kegiatan UPTD Puskesmas Lawe Dua Berjalan Normal
Warga di Aceh Tenggara Dibacok Bertubi-tubi, Lima Tewas, Pelaku Lolos ke Hutan dan Masih Diburu
mgid.com, 569023, DIRECT, d4c29acad76ce94f