Momentum Tahun Baru Islam: Mari Mewujudkan Persatuan Hakiki

ANALISA NEWS

- Redaksi

Jumat, 27 Juni 2025 - 20:13 WIB

5076 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Lisa Agustin
Aktivis Muslimah

Satu Muharam merupakan tahun baru Islam yang identik sebagai momentum perubahan. Tahun baru Islam juga menjadi momentum untuk bermuhasabah. Muhasabah diri agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Namun jangan lupa, sebagai umat Islam kita juga wajib bermuhasabah atas kondisi umat hari ini yang belum beranjak dari keterpurukan dan ditimpa berbagai krisis.

Diantaranya krisis umat Islam di Gaza. Nyaris dua tahun muslim Gaza mengalami genosida. Mirisnya, fakta 2 miliar lebih umat Islam yang ada di seluruh dunia tidak berdaya untuk menghentikan kebiadaban yahudi Israel. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan, sejak Oktober 2023 hingga 22 Juni 2025, korban syahid sudah mencapai hampir 56.000 jiwa, sedangkan 131.200 jiwa lainnya luka-luka. (Anadolu Ajansi, 22-6-2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Adapun warga yang tersisa kondisinya memprihatinkan, terusir dari tempat tinggalnya dan kelaparan. Mereka dibayang-bayangi ancaman kematian, baik karena krisis pangan maupun ancaman serangan brutal senjata Zion*s yang tidak ada hentinya.

Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Gaza, ternyata telah menyingkap tabir kemunafikan, pengkhianatan dan keculasan para pemimpin negeri-negeri Muslim, khususnya para pemimpin Arab. Alih-alih segera mengerahkan tentara untuk menolong warga Gaza, sebagian mereka justru menutup mata dengan dalih menjaga kepentingan nasionalnya dan menghargai norma-norma hubungan internasional.

Sebagian negara Arab bahkan berani bersikap kejam. Mesir dan Yordania, misalnya, tega mengerahkan tentaranya menutup perbatasan—yang berarti menjaga kepentingan penjajah sebagaimana yang mereka inginkan. Sementara penguasa lainnya, tidak terkecuali penjaga Haramain, bertindak seolah tuli-buta. Mereka lebih takut kehilangan kepercayaan Zion*s dan Amerika sebagai kawan sejalan, daripada kehilangan iman dengan cara menyerahkan nyawa umat Islam kepada musuh-musuhnya.

Wajar jika dunia marah, lalu menyampaikan berbagai pesan kemanusiaan dengan berbagai cara, mulai dari boikot hingga bantuan kemanusiaan. Aksi kolosal bela Palestina pun terjadi di mana-mana, termasuk Aksi Global March to Gaza yang sempat fenomenal. Sayang, suaranya kini nyaris hilang. Dorongan kemanusiaan ternyata tidak cukup untuk melahirkan perubahan besar.

Tahun Baru Menuju Persatuan

Tahun baru Islam sebagai momen muhasabah seharusnya menjadi pemantik untuk kebangkitan umat menuju persatuan hakiki. Sebagaimana dalam sirah, Rasulullah Saw dan para sahabatnya mengalami peristiwa hijrah sebagai titik awal terwujudnya kebangkitan umat dan bersatu dalam ikatan akidah Islam. Umat Islam bersatu di bawah naungan Daulah Islam, hidup sejahtera di bawah aturan Allah, Islam tersebar ke seluruh penjuru dunia dan menjadi rahmat bagi seluruh alam

Di masa itu juga umat Islam bersatu dalam kepemimpinan Islam yang tunduk kepada Allah dan rasul-Nya. Individu, masyarakat dan pemimpin secara kompak menjaga ketakwaan kepada Allah saja. Tunduk kepada aturan Allah. Sehingga mendapatkan predikat sebagai khairu ummah (Umat terbaik). Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 110:

كُنْتُمْ خَيْرَ اُمَّةٍ اُخْرِجَتْ لِلنَّا سِ تَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ ۗ
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.”

Predikat yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat Islam tersebut disebabkan umat Islam di masa itu senantiasa melakukan aktivitas amar makruf (mengajak berbuat baik), nahi mungkar (mencegah dari berbuat maksiyat) dan beriman kepada Allah.

Namun hari ini predikat sebagai umat terbaik tak nampak nyata dalam kehidupan. Umat Islam harus berbenah dan merenungkan kembali apa akar masalah kondisi umat Islam sehingga kehilangan kemuliaannya sebagai umat terbaik?. Mari kita perhatikan ayat di bawah ini, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِ نَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.”
(QS. Ta-Ha 20: Ayat 124)

Ayat tersebut memberikan peringatan kepada Umat Islam, bahwa kondisi umat yang terpuruk hari ini disebabkan karena makin jauhnya dari peringatan dan aturan Allah. Fakta saat ini sebagian negeri-negeri muslim mengadopsi sistem demokrasi sekuler sebagai sistem pemerintahannya. Sehingga peraturan yang lahir merupakan hasil kesepakatan manusia (legislatif), secara perlahan tapi pasti aturan Allah SWT dicampakkan dalam mengatur kehidupan manusia.

Keberpalingan umat Islam juga tampak dari tumbuhnya ikatan nasionalisme yang menyebabkan umat Islam terpecah-pecah menjadi lebih dari 50 negara. Ikatan nasionalisme ini pula yang membuat umat Islam tidak mampu menyelamatkan umat Islam di Palestina. Sekat nasionalisme yang dibuat oleh negara barat dalam perjanjian Sykes Picot telah berhasil menjauhkan umat Islam dari persatuan.

Dua hal inilah yang menjadi penghalang umat untuk meraih perubahan hakiki menuju kebangkitan umat. Satu-satunya cara untuk meraih kembali kemuliaan adalah dengan kembali kepada aturan Allah dan menerapkannya dalam kehidupan secara kaffah.

Khilafah Pemersatu Umat

Keimanan kita pada Islam tentu mengharuskan kita taat secara total pada syariah-Nya. Janganlah kita mengulangi kesalahan yang sama dengan tetap meyakini sistem kehidupan selain Islam (sekulerisme , demokrasi, dll). Jika kita tetap berkubang dalam sistem kehidupan selain Islam, tentu kita akan terus terpuruk dan tidak akan pernah bisa bangkit kembali.

Kita harus menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan hidup kita dalam semua aspek kehidupan kita. Termasuk dalam mengatur urusan umat. Dalam Islam kepemimpinan umat yang diwariskan oleh Rasulullah dan para sahabatnya disebut Khilafah. Hanya dengan Khilafah saja persatuan dan kemuliaan umat Islam bisa diraih.

Oleh sebab itu umat Islam secara kolektif perlu menyadari pentingnya agenda untuk menegakkan kembali sistem kenegaraan dalam Islam, yakni Khilafah. Proses menegakkan khilafah tentu wajib mengikuti metode Rasulullah Saw. Tidak boleh ada penyimpangan sedikitpun dari perjuangan yang telah dicontohkan.

Maka dalam proses penyadaran umat ini dibutuhkan bimbingan dari jamaah dakwah yang tulus dan istiqamah berjuang di jalan Allah. Dengan landasan iman dan takwa kita kepada Allah SWT, perjuangan ini niscaya akan membuahkan hasil.

Mengapa harus khilafah? Sebab hanya sistem Khilafah lah yang mampu mengurus umat dengan aturan Allah secara menyeluruh dan mengantarkan umat kepada keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Allah SWT berfirman:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Andai penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan membukakan bagi mereka pintu-pintu keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka telah mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menghukum mereka karena tindakan yang mereka lakukan itu (TQS al-A’raf [7]: 96).

WalLâhu a’lam. []

Berita Terkait

Surau Al-Hasanah di Desa Sotok, Sekayam, Sanggau, Kalimantan Barat
Akankah Sejarah Kelam Aceh Berulang?
Aldolf Hitler Pemusnah YAHUDI. Free Palestine
Hancurnya Bangunan Keluarga Akibat Judi dan Narkoba
Nestapa Warga di Bukit Kayangan, Kemaslahatan Terabaikan
Babinsa Koramil O2/Seunagan Gotong Royong Bersihkan Pekarangan Kantor Keucik Di Desa Binaan
Sertu Niril Suhendra Babinsa Posramil Taduraya, Komsos di Warung Kopi Eratkan Silaturahim Bersama Warga
Dukung Program Pertanian di Wilayah Binaan, Babinsa Koramil 01/Kuala Bantu Petani Pupuk Padi

Berita Terkait

Selasa, 28 Maret 2023 - 23:44 WIB

The Joy of Solo Travel: Tips and Inspiration for Adventuring Alone

Berita Terbaru