Gubernur Dedi Mulyadi Dampingi Presiden Prabowo Panen Raya Padi Serentak di Majalengka

REDAKSI JABAR

- Redaksi

Selasa, 8 April 2025 - 08:32 WIB

5072 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendampingi Presiden Prabowo Subianto melakukan panen raya di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025)

KABUPATEN MAJALENGKA ,ANALISANEWS.ID, –  Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan panen raya padi di Desa Randegan Wetan, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025).

Panen raya padi ini juga serentak dilakukan di 14 Provinsi dan 157 Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dipilihnya Jawa Barat menjadi pusat panen raya padi karena menjadi lumbung padi nasional.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dalam panen tersebut Prabowo turun ke sawah mengoperasikan _combine-harvester_, alat pertanian modern untuk memanen padi.

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga turut menaiki alat tersebut.

Panen raya ini merupakan simbol keberhasilan musim tanam sekaligus bukti peningkatan produktivitas pertanian lokal dan momentum mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Dari laporan Menteri Andi Amran Sulaiman, produksi beras nasional saat ini berada dalam tren yang menggembirakan.

Tercatat stok gudang sebanyak 2,4 juta ton dan diperkirakan setelah panen raya ini menjadi 3 juta ton, tertinggi selama 10-20 tahun terakhir. Bahkan saking berlimpahnya produksi beras kapasitas penyimpanan tak lagi mencukupi.

Usai panen padi, Presiden Prabowo menyapa kepala daerah dan petani dari 14 provinsi yang ikut panen padi serentak lewat konferensi video.

Pengusir hama

Gubernur Dedi Mulyadi juga turut menyampaikan aspirasi petani ke Presiden secara langsung.

Ia mengatakan, pasokan pupuk untuk petani di Jabar sudah lancar. Namun yang menjadi kendala adalah biaya untuk obat-obatan pengusir hama.

“Sekarang pupuk sudah lancar, tapi biaya tinggi produksinya itu di obat-obatan karena sebelum mulai menanam mereka harus mengeluarkan biaya untuk semprot keong atau hama. _Nyemprot_ -nya itu dua kali sehari,” ungkap Dedi.

Ia juga meminta asuransi kesehatan untuk petani ditingkatkan. Dedi menyebut tak sedikit petani yang belum terkover BPJS kesehatan.

“Mohon peningkatan asuransi kesehatan petani karena banyak petani yang ketika sakit tidak terkover BPJS atau BPJS mandirinya tidak terbayar,” sebutnya.

Sebagai pusat lumbung padi nasional, Dedi juga berharap Kementerian Pertanian menambah peralatan untuk peningkatan produksi.

“Karena Jabar pusat lumbung padi nasional, ya seluruh alatnya harus banyak (supaya) ditambah kalau ingin peningkatan produksi,” ucap Dedi.**(Ipung)

HUMAS JABAR
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jabar
Adi Komar
_____________

Berita Terkait

KDM Suport Kota Cimahi Jadi Metropolitan yang Menjaga Kampung Tradisi
KDM Hadiri Rapat Paripurna DPRD Kota Cimahi dalam Rangka HUT Kota Cimahi ke-24
Pokja Wartawan KBB Desak Transparansi dan Pengawasan Anggaran Gedung DPRD
TCT Indonesia Turut Berpartisipasi Dalam Latihan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Yang Diselenggarakan Lanal Bandung
Pra Even Hari Bambu Sedunia Kampung Bambu Siapkan Kesenian Ebeg
Warga Minang Tasikmalaya Rancang Pusat Ibadah dan Sosial di Tamansari, Tanah 2.800 m² Sudah Lunas
JMI: Memperjuangkan Pers Independen Melindungi Jurnalis dan Menjunjung Profesionalisme
Kang Ade Kumbang Bersama Budayawan dan Pegiat Bambu Persiapkan Peringatan Hari Bambu Sedunia
mgid.com, 569023, DIRECT, d4c29acad76ce94f